Audio Metal Detector memakai Sensor NE555

1. Tujuan 

[kembali]

1. Dapat memahami tentang sensor mic dan speaker

2. Dapat menggunakan aplikasi proteus




2. Komponen

[kembali]


a. NE 555


NE 555 merupakan IC atau sirkuit terpadu (chip) yang digunakan dalam berbagai aplikasi pewaktuan, sumber pulsa gelombang, serta aplikasi osilator.

IC ini dapat dimanfaatkan dalam rangkaian elektronika sebagai penunda waktu (Delay Timer), rangkaian flip-flop, dan osilator. Secara fisik NE 555 berbentuk DIP atau Dual inline Package dengan package 8 pin.

Spesifikasi NE 555

· Tegangan masukan / Catu daya : 4.5  15 V

· Besaran arus untuk 5 vdc : 3 6 mA

· Besaran arus untuk 15 vdc : 10 15 mA

· Maksimum output Arus : 200 mA

· Daya : 600 mW

· Suhu kerja antara : 0 to 70 °C


b. Resistor   [lebih lengkap]

 

 

Resistor  untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik. Resistor mempunyai nilai resistansi (tahanan) tertentu yang dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin dimana nilai tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus yang mengalir



 c. Batrai (9 volt)

Batrai berfunsi sebagai sumber teganngan dalam penggunaan alat metal detector.

  










d. Induktor Air

  


 

 

 

 

 

 

 

Induktor atau dikenal juga dengan Coil adalah Komponen Elektronika Pasif yang terdiri dari susunan lilitan Kawat yang membentuk sebuah Kumparan


e. Buzzer DC [lebih lengkap]




Buzzer digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).


f.  Kapasitor 100 uF [lebih lengkap]


kapasitor  menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik

 

3. Dasar Teori 

[kembali]

a. NE555

IC timer 555 diperkenalkan pada tahun 1970 oleh Signetic Corporation dan memberi nama SE / NE 555 timer. IC 555 adalah rangkaian waktu monolitik yang menghasilkan penundaan waktu atau osilasi yang akurat dan sangat stabil. 

Pengatur waktu IC diatur agar berfungsi dalam salah satu dari dua mode yaitu mode one shot atau monostable atau sebagai multivibrator yang berjalan bebas atau mode astable. Adapaun untuk SE 555 dapat digunakan untuk rentang suhu antara -55°C hingga 125°C sedangkana untuk NE 555 dapat digunakan untuk kisaran suhu antara 0°C hingga 70°C.

 PIN OUT  NE555



 

 

 

 


1. GND : Ground

2. Trigger : sebagai pemantik agar pewaktuan berkerja

3. Output : akan dihubungkan ke beban contohnya : Led

4. Reset : berfungsi untuk menghentikan interval pewaktuan jika dihubungkan dengan GND

5. Control : sebagai pengakses pembagi tegangan sebesar 2/3 VCC

6. Threshold : untuk menentukan berapa lamanya pewaktuan

7. Discharge : biasanya dikonekkan dengan kapasitor elektrolit, dan pada waktu pembuangan muatan el-co digunakan untuk menentukan interval pewaktuan

8. VCC : tegangan masukan antara 3 Vdc sampai 15 Vdc




b. Induktor berfungsi sebagai :

1. tempat terjadinya gaya magnet

2. pelipat tegangan

3. pembangkit getaran

 

Berdasarkan kegunaannya Induktor bekerja pada :

1. frekuensi tinggi pada spul antena dan osilator

2. frekuensi menengah pada spul MF

3. frekuensi rendah pada trafo input, trafo output, spul speaker, trafo tenaga, spul relay dan spul penyaring

Dari pemahaman fisika, elektron yang bergerak akan menimbulkan medan elektrik di sekitarnya. Berbagai bentuk kumparan, persegi empat, setegah lingkaran ataupun lingkaran penuh, jika dialiri listrik akan menghasilkan medan listrik yang berbeda. Penampang induktor biasanya berbentuk lingkaran, sehingga diketahui besar medan listrik di titik tengah lingkaran adalah :

 



Jika dikembangkan, n adalah jumlah lilitan N relatif terhadap panjang induktor l. Secara matematis ditulis :

 


Lalu i adalah besar arus melewati induktor tersebut. Ada simbol μ yang dinamakan permeability dan μo yang disebut permeability udara vakum. Besar permeability μ tergantung dari bahan inti (core) dari induktor. Untuk induktor tanpa inti (air winding) μ = 1. Jika rumus-rumus di atas di subsitusikan maka rumus induktansi (rumus 3) dapat ditulis menjadi :

 



Dimana :

L : induktansi dalam H (Henry)

μ : permeability inti (core)

μo : permeability udara vakum

N : jumlah lilitan induktor

A : luas penampang induktor (m2)

l : panjang induktor (m)



 Inilah rumus untuk menghitung nilai induktansi dari sebuah induktor. Tentu saja rumus ini bisa dibolak-balik untuk menghitung jumlah lilitan induktor jika nilai induktansinya sudah ditentukan.

 

4. Prinsip Rangkaian 

[kembali]

Sensor logam secara prinsip terdiri dari dua buah lilitan yang tegak lurus dan lokasinya berdekatan

arus bolak-balik dialirkan ke lilitan besar sehingga dihasilkan medan magnet yang berubah-ubah terhadap waktu di sekitar lilitan tersebut. Tetapi, karena arah medan magnet yang dihasilkan kumparan besar masuk ke kumparan kecil dalam arah yang sejajar bidang kumparan kecil maka tidak ada fluks magnetik dalam kumparan kecil.

5. Langkah Percobaan 

[kembali]


Step 1:SUSUN KOMPONEN 



Susunan rangkaian bisa dilakukan sesuai keinginan, tidak harus sama persis , ini hanya untuk memudahkan proses penyambungan rangkaian dan akan membuat rangkaian terlihat rapi. Komponen yang diperlukan tiddak boleh ada yang tertinggal dan harus lengkap.



Step 2: BUAT SIMULASI PADA PROTEUS

Rangkai rangkaian sesuai dengan yang diatas agar berhasil, dan kabelnya harus sesuai seperti jalur dan jalan masuknya. jika perbedaanya hanya terletak atau panjang kabel itu tidak akan berpengaruh kepada rangkaian. 

Setelah rangkaian selesai dicoba pada simulasi proteus dan hasilnya berjalan sesuai skema, maka langkah selanjutnya adalah merangkai komponen dan coba aplikasikan. Setelah rangkaian berjalan dengan baik, kemas rangkaian agar terlihat lebih rapih dan menarik




6. Gambar Rangkaian 

[kembali]


Gambar Rangkaian ketika dijalankan





7. Video Simulasi 

[kembali]

8. Link Download 

[kembali]


Download File HTML disini
Download Video Simulasi disini
Download Gambar Rangkaian disini
Download File Rangkaian disini
Download Datasheet disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar